Dosen Unipas Morotai Ciptakan Alat Pengasapan Ikan

banner 120x600
banner 468x60

MOROTAI, JURNALONE.com- Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) yang berdomisili di Desa Daruba Pante Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, merupakan salah satu skema pengabdian kepada Masyarakat kategori kompetitif nasional yang ditawarkan oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Kemenristekdikti.

Program ini sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas dosen tetap PTS dan PTN pada pengabdian kepada masyarakat. Pada tahun 2019, dua tim pengabdian dari UNIPAS Morotai lolos pada skema PKMS. Salah satu tim PKMS yang lolos fokus pada peningkatan produksi ikan asap di Kabupan Pulau Morotai.

Tim tersebut diketuai oleh Bambang Tjiroso, ST.,M.Eng dari Program Studi Teknik Industri dan beranggotakan Rinto M Nur, S.Pd.,M.Sc dari Program Studi Teknologi Hasil Perikanan dan Ariestha Widyastuty Bustan, S.Pd.,M.Si dari Program Studi Matematika.

Ketua Tim PKMS Kabupaten Pulau Morotai Bambang Tjiroso mengatkan, peningkatan produksi tersebut dilakukan dengan mengganti alat pengasapan ikan yang konvensional (terbuka) dengan alat pengasapan ikan yang modern tipe kabinet atau lemari guna meningkatkan hasil produksi ikan asap di industri rumah tangga yang ada di Desa Daruba Pantai, Kecamatan Morotai Selatan.

Kegiatan PKMS terdiri berbagai tahapan, yaitu tahap persiapan, perancangan, pembuatan dan uji coba lemari pengasapan ikan, sosialisasi dan pelatihan cara pengoperasian lemari pengasapan ikan, pendampingan proses produksi ikan asap, evaluasi dan diakhiri dengan pelaporan dan publikasi.

Tepatnya pada hari senin (26/8/2019), tim PKMS melakukan sosialisasi sekaligus penyerahan lemari pengasapan kepada mitra di tempat produksi ikan asap tepatnya di Desa Daruba Pantai.

Selanjutnya tim PKMS melakukan simulasi berupa pelatihan penggunaan lemari pengasapan ikan untuk memudahkan mitra (Bapak Arik Rahim) dalam pengoperasian lemari pengasapan, dan ini yang pertama kalinya mitra mencoba melakukan pengasapan dengan menggunakan lemari pengasapan ikan yang didampingi secara langsung oleh tim PKMS.

Waktu yang dibutuhkan mitra untuk mengasapi ikan ini dengan menggunkan alat pengasapan konvensional lebih dari 4 jam, bahkan menurut pengakuan mitra terkadang pengasapan bisa dilakukan semalaman.

Sedangkan dengan menggunakan lemari pengasapan ikan waktu yang dibutuhkan agar ikan matang sempurna hanya sekitar 1 jam 30 menit sampai 2 jam saja.

Selain itu hasil ikan yang diasapi dengan menggunakan lemari pengasapan memiliki kenampakan dan rasa yang sama dengan ikan asap yang biasa diasapi oleh mitra ketika menggunakan alat pengasapan.

Penggunaanpan ini juga dapat menghemat penggunaan bahan bakar, karena alat yang digunakan tipe lemari atau kabinet, sehingga asap dan panas yang dihasilkan terperangkap di dalam. Alat ini juga dilengkapi dengan pengukur suhu dan katup, sehingga besaran suhu dan jumlah asap dalam lemari pengasapan dapat dikontrol. Selain itu, penggunaan lemari pengasapan ini membuat proses pengasapan lebih higienis karena tertutup sehingga udara atau debu tidak mudah mengenai ikan yang diasapi.

Menurut mitra, alat ini sangat membantu karena Mereke tidak perlu buru-buru mengangkat ikan ketika sudah matang. “Jadi, torang tara perlu capat-cepat angkat ikan kalo so masak, untuk menghindari kucing”. Selain itu, mitra juga merasa terbantu ketika masih ada sisa ikan asap yang tidak habis dijual, dapat dipanasi menggunakan alat ini dengan api kecil.

Selanjutnya proses pendampingan produksi akan dilakukan oleh tim PKMS dalam waktu satu bulan kedepan untuk melihat seberapa besar peningkatan hasil produksi ikan asap dengan menggunakan lemari pengasapan ikan.

Harapan tim PKMS semoga serangkaian kegiatan PKMS ini bisa menjadi informasi kepada masyarakat agar penggunaan lemari pengasapan ikan dapat direplikasikan secara lebih luas ke industri rumah tangga sejenis di seluruh desa di Kabupaten Pulau Morotai khususnya dan Maluku Utara pada umumnya,(AS)

banner 325x300