JAKARTA, JO – World Vision, dengan dukungan dana hibah dari Uni Eropa senilai €1.647.000 atau Rp 28,9 miliar, hari ini meluncurkan proyek “Indonesia COVID-19 Pandemic Emergency Response (I-COPE)”. Proyek ini berfokus pada pencegahan penularan COVID-19 dan mengurangi dampaknya terhadap anak-anak dan keluarga yang rentan. Proyek ini menargetkan 90 desa di enam kabupaten/kota di Indonesia, yaitu DKI Jakarta, Kota Surabaya di Jawa Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya dan Kabupaten Sumba Timur di Nusa Tenggara Timur, serta Kota Ternate dan Kabupaten Halmahera Utara di Maluku Utara.
Proyek I-COPE akan menjangkau hingga 1,1 juta orang, dan secara khusus menargetkan 12.000 kelompok rentan, termasuk anak-anak, perempuan, lansia, dan penyandang disabilitas yang berisiko tinggi tertular COVID-19 dan terkena dampak sosial ekonomi. Proyek I-COPE akan berjalan selama 24 bulan dan bertujuan untuk meningkatkan upaya pencegahan penularan
COVID-19, menyediakan bantuan untuk pemulihan ekonomi yang berkelanjutan melalui inisiatif ekonomi mikro dan Cash Voucher Program bagi masyarakat yang terdampak, meningkatkan akses masyarakat terhadap jaminan sosial, dan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis.
Selain itu, proyek I-COPE akan memberikan pelatihan kepada enam organisasi masyarakat sipil terkait manajemen keuangan, kebersihan dan sanitasi, komunikasi risiko COVID-19, kesehatan mental dan dukungan psikososial, serta pencegahan misinformasi dan stigma sosial. Peningkatan kapasitas organisasi masyarakat sipil diharapkan dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia di wilayah target, terutama dalam pencegahan penularan dan penanganan pandemi.
“Pandemi COVID-19 yang masih terus berlangsung memperlihatkan pentingnya ketahanan masyarakat dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi. Kesejahteraan keluarga berpengaruh besar pada kesejahteraan dan masa depan anak, oleh karena itu penting bagi kita semua untuk terus berkolaborasi membantu keluarga keluarga yang terdampak secara ekonomi selama pandemi COVID-19 agar anak-anak tetap mendapatkan haknya dan tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,” ujar Direktur ýùNasional WVI, Doseba T Sinay.
“Pada prinsipnya kami dari Pemerintah Provinsi Maluku Utara khususnya BPBD sangat merespon terhadap program ini karena akan memperkuat koordinasi dan kerjasama dengan WVI yang telah terjalin selama ini.
Dalam penanganan COVID-19, BPBD berada di garda terdepan sehingga kami sangat mendukung kegiatan yang menjadi pilot project di 2 daerah yaitu di Ternate dan Halmahera Utara,” ujar Yunus Badar Kalak, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Utara.
Dalam sambutannya, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia H.E. Vincent Piket menyampaikan bahwa Uni Eropa bangga mendukung proyek I-COPE untuk mengatasi krisis kesehatan akibat COVID-19 serta mengurangi dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan bagi anak-anak dan keluarga yang rentan. Proyek ini merupakan bagian dari paket “Team Europe” untuk membantu Indonesia menangani pandemi COVID-19.
Bantuan yang diberikan oleh Uni Eropa dan negara-negara anggotanya sebesar €200 juta atau Rp 3,5 triliun. “Pandemi COVID-19 adalah krisis yang belum pernah terjadi dan menimbulkan risiko terhadap hak dan keselamatan anak dan keluarga. Risiko tersebut hanya dapat diatasi melalui aksi solidaritas. Indonesia dan Uni Eropa bekerjasama untuk mengatasi pandemi ini dan mengubah cara kita mengasuh dan berinvestasi pada generasi muda,” tambahnya.
Hasil kajian cepat yang dilakukan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI) terhadap dampak COVID-19 di Indonesia menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 telah mempengaruhi perekonomian rumah tangga, terutama mereka yang mengandalkan sektor pertanian dan informal seperti Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai
mata pencaharian utama.
Sebanyak 35% responden menyatakan pendapatan mereka turun drastis sebesar 51%-75% akibat pandemi. Melalui proyek I-COPE, diharapkan sebanyak 4.000 keluarga yang sumber pendapatannya terdampak COVID-19 dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka, dan sebanyak 1.800 keluarga diharapkan akan memiliki akses terhadap pembiayaan dan kegiatan ekonomi untuk meningkatkan pendapatan, serta akses
terhadap jaminan sosial untuk perlindungan dalam situasi darurat.(Sumber: WVI)