TERNATE, ONE.id– Puluhan orang pengungsi asal Maluku Utara yang tinggal di Wamena, Provinsi Papua,(12/10/19) tiba di pelabuhan Ahmad Yani sekira 11:30 WIT dengan menggunakan kapal KM. Sinabung. Setibanya di Pelabuhan Ternate para pengungsi langsung diarhkan oleh petugas pelabuhan dibantu sejumlah Aparat Kepolisian ke ruang tunggu pelabuhan untuk kepentigan pendataan dan pemeriksaan kesehatan.
Abdula Gani Ali, salah satu pengungsi Wamena mengatakan kenapa kita memilih kembali kampung halaman dan tidak akan kembali Wamena karena rumah kita sudah terbakar, ia merantau di Papua sejak tahun 1995 jadi sekitar 20 tahun bekerja sebagai pegawai Kesbangpol di kota Wamena.
Ia mengaku, Kondis Kota Wamena saat ini sudah kondisif karena sudah ada pihak keamanan tapi kita masi trauma dengan melihat kejadian yang terjadi Wamena beberap waktu lalu, pada saat penyerangan yang terjadi Wamena semua warga memilih mengungsi di Kodim dan Polres setempa.
“Saat ini aktifitas sekolah-sekolah sudah mulai berjalan tapi belum sepenuh karena kadang cuma 10 siswa yang hadir karena sebagian besar masih trauma kejadian terswbut,” kata pria asal Makian, Halmahera Selatan itu.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Nurhardiyanti, mengisahkan tragedi kerusuhan di wamena membuat dirinya bersama keluarga trauma. Wanita yang berprofesi sebagai guru ini mengaku, saat kejadian ia sedang beraktifitas disekolah dan pada saat itu ia hendak pulang bersama kedua ponakannya ke rumah, namun tak lama kemudian tiba-tiba sekelompok massa yang melewati langsung melakukan pelemparan dan aksi pembakaran sejumlah gedung pemerintahan.
“Saya lihat langsung aksi pelemparan dan pembakaran bangunan sehingga saat itu saya bersama kedua ponakan terpaksa harus mengamankan diri ke kantor Polisi setempat sampai kondisi aman. Saya bersama keluarganya belum dipastikan apakah masih ingin kemebali ke wamena, meski kondisi saat ini telah kondusif karena masih tramu dan rasa takut,” tutur Nurhayati.
Plt Kepala Dinas Sosial provinsi Malut Andreas Thomas mengatakan, sesuai data yang peroleh jumlah para pengungsi sebanyak 36 orang, mereka adalah pengungsi asal Malut yang berada Wamena Papua. Sementara ini para pengungsi dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh petugas guna mengantisipasi para pengungsi mengalami penyakit malaria atau penyakit lainnya. “Kita belum pastikan apakah masih ada pengungsi yang madatang atau tidak karena kita belum menerima informasi,” kata Thomas ketika diwawancarai awak media (12/10).
Thomas menabahkan para pengungsi asal Malut ini mereka berasal dari Makian, Halmahera Selatan, Tobelo (Halut), Sanana (Kepsul) Jailolo Halbar dan kota Ternate mereka tinggal Wamena untuk mencari pekerjaan di Papua. “Jadi setelah dilakukan pendataan, kalau ada keluarga yang datang ambil maka kita langsung serahkan ke keluarga,” jelas Thomas.
Selanjutnya para pengungsi ini diarahkan oleh petugas Dinsos Malut ke Pante Sosial Himo-Himo di kelurahan Tobona, Ternate Selatan untuk diberikan makanan dan beristrahat sebelum dipulangkan ke kampung halaman masing-masing. (R07)