Nenek Ajak Masyarakat Pilih IMS-ADIL Pemimpin Yang Bijak Pada Masyarakat

banner 120x600
banner 468x60

HALMAHERA TERANG – Etelina Badengo seorang nenek 64 tahun warga Desa Sawai Kobe Pantai, Kecamatan Weda Tengah, Halmahera Tengah, mengungkapkan isi hantinya dalam memilih kepala daereah pada Pilkada serentak 2024 khusnya di Halmahera Tengah.

Dimana nenek Etelina itu, mengatakan prinsip memilih sosok pemimpin Halmahera Tengah harus berjiwa bijaksana, bertanggung jawab, dan berintegritas.

Nenek menuturkan, dengan pengalaman panjang mengikuti perkembangan politik dan pemerintahan 5-10 tahun belakangan, banyak pemimpin hanya mengumbar janji saat melaksanakan kampaye politik, namun fakta janji tingal janji.

Dengan pengalaman itu, dirinya berpesan kepada masyarakat Halmahera Tengah agar memilih pemimpin jangan dilihat dari janjinya akan tetapi dilihat dari jejak perbuatannya.

“Saya punya pengalaman 10 dan 5 tahun dulu saya ke kantor bupati masih bapece (becek), kemudian ke DPRD menanyakan falsafah Fogogoru artinya apa ? setau saya falsafah Fogogoru adalah baku sayang, baku hormati, baku bantu satu sama lain saling menghargai satu sama lain. Tapi pemerintah sebelumnya itu tidak pernah jalankan falsafah itu,” kata Etelina, saat menuturkan isi hanya pada kampaye IMS -ADIL di Desa Sawai Pante, Kamis (22/11/20240, pekan kemarin.

Etelina Badengo menceritakan, pengalamanya pernah membawa beberapa ibu-ibu dari desanya ke kantor dinas di Weda untuk mempertanyakan Program Keluarga Harapan (PKH) ditahun 2013 namun hanya tinggal janji hingga masa akhir jabatan Presiden Jokowi tak pernah mereka dapatkan.

” Saya bisa bersaksi jika mereka mau tangkap saya atau apa tidak apa apa karena ini bukan fitnah. Saya paling banyak rasakan didalam perjalanan dari 10 tahun hingga 5 tahun masa bakti mereka ,” ucapnya.

Tidakn hanya itu dirinya juga menyampaikan bahwa, sebelum kepemimpinan Pj Bupati Ikram Malan Sangadji (IMS), bantuan-bantuan yang diberikan pemerintah ke desa mereka adalah bantuan sasaran kelompok tertentu saja.

” Semoga mata kita terbuka hati berfikir mana yang baik dan mana yang buruk. Mari kitorang sadar dan taruh tong pe pilihan kepada orang yang betul-betul merupakan pemimpin ,” ujar Etelina.

Ia juga mengkritisi kepemimpinan Edy Langkara dan Abdul Rahim Odeyani yang dinilai tidak bisa menyelenggarakan pemerintahan yang baik dan pemerataan pembangunan infrastruktur di Halmahera Tengah.

” Bapak elang itu dia bicara tower padahal sampe lima tahun habis tower tara jadi (tidak jadi). Sedangkan bapak Ikram 1 tahun 7 bulan saja tower sudah jadi sekarang kami masyarakat nikmati ,” kata Etelina.

Untuk itiu dirinya mengajak kepada seluruh masyarakat Desa Sawai Tepo jika Ikram Malan Sangadji dan Ahlan Djumadil (IMS-ADIL) dilantik menjadi kepala daerah Halmahera Tengah mereka berharap supaya desa mereka diperhatikan tidak sekedar janji-janji bupati terdahulu.

” Kitorang mohon supaya kalau bapak dilantik tolong lihat torang disini pe kekurangan terutama rumah ibadah. Mohon perhatikan juga tong pe tata kampung ini, karena masih ada warga yang satu rumah tiga KK karena dong tidak dapat membangun rumah.(rls/SMG)

banner 325x300