TERNATE, JURNALONE.id – Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara, Adnan Wimbyarto menjlesakan, dari sisi APBD regional Maluku Utara, realisasi Pendapatan Daerah sampai dengan Desember 2022 adalah sebesar Rp12,19 Triliun (93,72% dari pagu), Belanja Daerah Rp13,96 Triliun (98,99% dari pagu), dan pembiayaan daerah sebesar Rp582,10 Miliar. Sehingga, Akumulasi SiLPA dihasilkan sebesar Rp1.19 Triliun. Hal itu dijelsakan Adnan pada acara Torang Pe APBN Edisi Bulan Januari 2023, Kementerian Keuangan Provinsi Maluku Utara, Jumat (27/01/2023).
“Lebih rinci, Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Maluku Utara s.d 31 Desember 2022 sebesar Rp12.192,33 M didominasi oleh komponen dana transfer. Sedangkan, Realisasi Belanja APBD Provinsi Maluku Utara sampai dengan 31 Desember 2022 sebesar Rp13.969,43 M didominasi oleh komponen belanja operasi. Sedangkan TKDD sampai dengan 31 Desember 2022 telah disalurkan kepada Provinsi Maluku Utara sebesar Rp11,094,84 M. TKDD tersebut terdiri dari realisasi DBH sebesar Rp2.385,68 M, DAU sebesar Rp5.193,60 M, DAK Fisik Rp1.685,25 M, DAK Non fisik sebesar Rp956,11 M, dan DID sebesar 154,20 M,” papar Adnan Wimbyarto.
Adnan juga memaparkan bahwa, dari sisi pendapatan, pada sisi PAD sampai akhir tahun anggaran realisasinya masih di angka 47,96%. Komponen retribusi belum menyentuh 39,06% sehingga perlu adanya perhatian khusus. Untuk itu, pada awal tahun anggaran 2023 ini, pemda perlu melakukan evaluasi terhadap capaian PAD pada sisi pajak dan retribusi daerah untuk menemukan penyebab tidak tercapainya PAD serta solusi/perbaikan untuk TA 2023.
Sementara itu, dari sisi belanja, kinerjanya sudah cukup bagus karena telah menyentuh 98,99%. Namun pada TA 2023, pemda harus mengubah skema penyerapan. Kecenderungan penyerapan masih menumpuk di akhir tahun anggaran sehingga dapat mengganggu pelaksanaan program yang seharusnya mampu diselesaikan di awal atau pertengahan tahun.
Sebagai Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan juga menjelaskan tentang kondisi perekonomian Maluku Utara mengatakan “Pertumbuhan ekonomi di Triwulan III Tahun 2022 mampu tumbuh sebesar 24,85 persen yoy, jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,72 persen, dengan kontribusi terbesar disumbang oleh sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan dan penggalian,” ungkapnya.
Sedangkan sektor produksi yang mengalami pertumbuhan ekonomi terbesar, sambung Adnan, adalah industri pengolahan sebesar 96,55 persen yoy. Sektor industri pengolahan masih mendominasi struktur perekonomian di Maluku Utara dengan proporsi 29,46 persen. Hal ini disebabkan tingginya aktivitas pada sektor industri pengolahan khususnya tambang. Pertumbuhan industri pengolahan dan pertambangan menyebabkan dampak lain, yaitu terjadi pergeseran sektor ekonomi.
“Jika dilihat perkembangan distribusi PDRB selama 5 tahun terakhir, terjadi penurunan yang signifikan pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Disisi lain, terjadi peningkatan sektor industri pengolahan dan pertambangan,” terangnya.(rls/SMG)