HALMAHERA UTARA – Pertambangan Emas Gosowong yang di kelola PT Nusa Halmahera Minerals ( NHM ), kembali menerima kunjungan kerja dari Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Maluku Utara, kamis 27 Februari 2025 kemarin.
Kunjungan Komisi III DPRD Provinsi Maluku Utara peran aktif untuk mastikan dalam dukungan bagi pihak NHM untuk tetap bangkit kedepan.
Selain itu, pembahasan terkait Penerimaan Negara bukan Pajak, Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) NHM hingga perkembangan pemulihan operasional tambang.
Komisi III DPRD mengharapkan NHM yang sebagai aset strategis bagi Provinsi Maluku Utara dan Indonesia, terutama dalam sektor pertambangan bisa terus bertahan dan berkontribusi.
Selain itu, dengan berbagai tantangan yang dihadapi, diperlukan dukungan semua pihak agar operasional NHM dapat kembali berjalan optimal.
Wakil Direktur Utama NHM, Amiruddin Hasyim beserta jajaran Manajemen Site dan karyawan NHM menyambut hangat kehadiran para pemangku kepentingan.
Hadir langsung dalam kunjungan ini yakni Ketua DPRD Provinsi Malut Drs. H.M Iqbal Ruray, M.BA beserta anggota Komisi III DPRD Provinsi Malut dari berbagai partai seperti Golkar, PDIP, Nasdem, Hanura,PKB, Bintang Demokrat, Gerindra, PKS, Amanat Persatuan, serta Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Malut Suryanto Andili, SE, M.Si beserta stafnya.
Dalam sambutan, Amiruddin menyampaikan pentingnya pertemuan ini bukan hanya sebagai kunjungan kerja pengawasan oleh DPRD Provinsi Malut.
Namun ini juga momentum silaturahmi sekaligus berbagi informasi kondisi terkini operasional Tambang Emas Gosowong dengan harapan memperkuat koordinasi sekaligus mengharapkan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan di daerah baik dari lembaga legislatif maupun eksekutif.
Selanjutnya, Amiruddin mengulas kesejarahan perjalanan NHM sejak awal beroperasi dari berbagai aspek termasuk sumberdaya dan cadangan yang menjadi aspek krusial dalam suatu operasi pertambangan.
Dia gambarkan bahwa dengan pengorbanan dan kegigihan pemilik Perusahaan sekaligus Direktur Utama, Bapak Haji Romo Nitiyudo Wachjo (yang familiar dengan sapaan Pak Haji) dan dengan dukungan seluruh karyawan dan mitra kerja ternyata berhasil menemukan sumberdaya dan cadangan yang baru sehingga memperpanjang umur tambang (mine life) yang sedianya akan berakhir di Bulan Februari 2022.
Namun diaspek lain berbagai tantangan yang sangat berat dari sisi operasional.
Sarana prasarana tambang yang sudah tidak produktif lagi dikarena umur penggunaan yang telah lama semisal peralatan tambang bawah tanah, sarana bendungan sisa hasil pengolahan (tailing dam) serta pengembangan tambang bawah lainnya.
“Semuanya itu sangat membutuhkan permodalan yang cukup besar dan faktor-faktor inilah yang menyebabkan NHM saat ini mengalami tantangan yang luar biasa.
Terkhusus aspek Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dan Corporate Social Responsibility (CSR) juga dipaparkan oleh M. Irwan Malaka dari Divisi Kinerja Sosial secara gamblang,” ucapnya.
Tim Komisi III DPRD Malut pada pembahasan ini mengapresiasi program “NHM Peduli” yang dinilai telah banyak memberikan bantuan nyata bagi masyarakat lingkar tambang.
Meski demikian, hingga kini tingkat kemiskinan di Malut masih dinilai cukup tinggi, sehingga diharapkan adanya komitmen berbagai Perusahaan pertambangan untuk terus mendukung perekonomian daerah.
NHM juga diapresiasi sebagai tambang yang hijau dan ramah lingkungan (green mining), diharapkan komitmen terhadap lingkungan bisa terus dipertahankan.
Disampaikan NHM mendapatkan penghargaan Good Mining Practices (GMP) terbaik tingkat nasional, dan dari segi keselamatan kerja, NHM mempunyai tingkat kecelakaan kerja yang rendah dibanding perusahaan tambang lainnya di Malut.
Hal lain yang diapresiasi juga oleh Komisi III DPRD Malut adalah pendekatan restoratif dalam penyelesaian kasus hukum terkait NHM, termasuk penghormatan terhadap tokoh-tokoh adat dan sesepuh-sesepuh organisasi kemasyarakatan lainnya.
Mereka menyampaikan harapan jika timbul beberapa masalah di sekitar masyarakat bisa diselesaikan dengan pendekatan kekeluargaan terlebih dahulu.
Ke depannya, NHM diharapkan meningkatkan efisiensi dan tatakelola yang lebih baik.
Dalam kunjungan ini juga membahas bagaimana perjuangan NHM untuk bangkit dari tantangan finansial yang cukup berat.
Dijelaskan juga oleh Amiruddin bahwa menambang dengan cara tambang bawah tanah pada endapan bijih “epitermal” seperti di Tambang Emas Gosowong dari sisi risk management sangat berisiko tinggi, karenanya memerlukan mitigasi khusus dan mumpuni.
Risiko dimaksud antara lain keselamatan pertambangan, pengelolaan lingkungan ketat, padat modal dan teknologi dan harus presisi pada saat menambang sehingga mampu mencapai perolehan (recovery) yang optimal.
Diakui tantangan ini berpengaruh pada banyak aspek termasuk kontribusi terhadap daerah dan masyarakat.
Atas dasar keyakinan terhadap cadangan yang dimiliki, tentu saja NHM hingga saat ini masih menaruh harapan besar untuk pulih dan bangkit.
Kami dengan terbuka mengharapkan bimbingan, dukungan penuh dan kerja sama semua pemangku kepentingan termasuk unsur pemerintahan di tingkat provinsi maupun kabupaten.
“Harapannya kiranya NHM sebagai OBVITNAS dapat terus menjalankan operasi pertambangan yang sesuai dengan amanah Kaidah Pertambangan Yang Baik (Good Mining Practices/GMP) sehingga manfaat kepada Bangsa dan Negara dapat dicapai secara optimal,” ucap Amiruddin. (Jefry/rls)