HALMAHERA UTARA – Direksi dan Manajemen PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) dengan berat hati harus melakukan langkah efisiensi dengan merumahkan karyawan di seluruh area kerja. Proses efisiensi ini berjalan sangat humanis karena NHM tetap menjunjung tinggi kesejahteraan karyawannya terutama bagi mereka yang dirumahkan.
Langkah ini diambil dalam rangka pemulihan Perusahaan dari persoalan arus kas (cashflow) agar bisa maksimal berproduksi dan mengelola temuan yang sudah dimiliki reserves (cadangan) sebanyak 1,4 juta ounces dan resources (sumber daya) sebesar 2,3 juta ounces atau senilai 70-80 triliun Rupiah.
Jika semua bisa dikelola dengan baik diperkirakan umur Tambang Emas Gosowong bisa bertahan hingga 10 tahun ke depan.
Setelah melakukan diskusi yang panjang dan berbagai pertimbangan, Direksi, Manajemen dan Badan Serikat NHM memutuskan akan merumahkan karyawan NHM, namun menggunakan skema bergilir.
“Jadi beberapa karyawan yang bekerja di ranah produksi akan tetap bekerja seperti biasa untuk terus mendukung keberlangsungan operasional. Sedangkan, beberapa karyawan non-produksi akan bekerja dan dirumahkan secara bergilir,” ujar Wakil Presiden Direktur NHM, Amiruddin Hasyim, Minggu (19/05/2024), belum lama ini melalui siaran pers ke awak media.
Kendati begitu, Amiruddin menegaskan bahwa merumahkan karyawan tidak berarti melakukan pemutusan hubungan kerja, dan tidak berarti perusahaan melepas tanggung jawab terhadap karyawan. Bahkan NHM tetap memprioritaskan hak-hak karyawan untuk segera dipenuhi.
“NHM berkomitmen tetap memberi upah yang nominalnya lebih besar Upah Minimum Provinsi (UMP) Malut selama 6-12 bulan, untuk setiap karyawan yang dirumahkan sesuai kebijakan Presiden Direktur Bapak H. Robert Nitiyudo Wachjo, Serikat Pekerja/buruh dan diketahui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi,” katanya.
“Ini menjadi keputusan yang terbaik bagi karyawan karena mereka dibebastugaskan tapi tetap mendapat upah setiap bulannya. Bahkan bapak Haji Robert mempersilakan karyawan yang dirumahkan untuk bisa bekerja di tempat lain dan dapat dipanggil kembali oleh NHM jika keadaan sudah membaik,” tambah Ketua PK FPE KSBSI NHM Iswan Ma’rus.
Pemberitaan sebelumnya mengenai kerugian tidak sepenuhnya benar, karena pada dasarnya kondisi yang sebenarnya dihadapi oleh perusahaan adalah ketatnya likuiditas akibat dampak investasi yang cukup masif di periode sebelumnya sehingga berdampak kepada produksi yang terkoreksi sepanjang 2023.
Dia juga menegaskan bahwa sepanjang 2023 perusahaan telah membayarkan semua kewajiban gaji kepada seluruh karyawan yang berjumlah lebih dari 2.600 orang. Perusahaan juga sangat berterima kasih kepada seluruh supplier yang telah mendukung kegiatan operasional NHM sampai dengan saat ini.
“Selama proses efisiensi karyawan berlangsung Manajemen NHM telah memberikan sosialisasi dan pengertian terlebih dahulu kepada karyawannya mengenai kondisi Perusahaan. Hal ini cukup jarang terjadi di Perusahaan lainnya mengingat tindakan merumahkan karyawan atau bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja seringkali dilakukan sepihak tanpa pemberitahuan terlebih dahulu,” ungkapnya.
NHM juga menjalin komunikasi
yang erat dengan Disnakertrans Kabupaten Halmahera Utara sebagai upaya transparansi dan pendampingan atas pertimbangan dari program di atas. Diketahui tantangan operasional yang dihadapi di antaranya akibat dana yang keluar sangat besar saat menangani pandemi Covid-19 di awal peralihan kepemilikan NHM oleh Indotan Halmahera Bangkit tahun 2020.
NHM tidak hanya menangani Covid
secara internal, tapi juga menggelontorkan bantuan senilai 300 miliar Rupiah untuk penanganan Covid di wilayah Halut dan Malut. Selain itu, tantangan operasional juga dipengaruhi hubungan antara NHM dan PT Antam Tbk sebagai pemegang saham 25% NHM yang tidak kunjung membaik, sehingga Haji Robert harus membiayai tambahan modal kerja (working capital) degan dukungan dana pribadinya.
Karenanya, lanjut Wakil Presiden Direktur NHM, Mewakili Jajaran Direksi dan Manajemen NHM menyampaikan terus mengupayakan yang terbaik untuk keberlanjutan Tambang Emas Gosowong dengan memberikan kontribusi kepada karyawan, masyarakat, pemangku kepentingan, juga Negara.
“Meski harus menjalani program efisiensi, kami berkomitmen melaksanakan semua prosesnya dengan sangat humanis serta selalu memperhatikan hak-hak karyawan Tambang Emas Gosowong,” pungkasnya. (Jefry/SMG)