NASIONAL, ONE.id – Jenazah almarhum Rian Bahri (22) warga Kota Ternate, yang berdomisili di Kelurahan Rua, Ternate Pulau, Provinsi Maluku Utara (Malut) akhirnya dimakamkan di Kota Abdijar, Pantai Gading, Afrika Barat.
Dilansir dari KBRN, bahwa Almarhum yang merupakan Anak Buah Kapal (ABK) HARVEST-360 dengan berbendera China tersebut, dikabarkan meninggal pada 19 Maret 2020 karena sakit saat perjalanan menuju pelabuhan Abdijan untuk melakukan pembongkaran ikan.
Almarhum yang direkrut PT. Delta Samudra Berjaya dengan masa kontrak selama 2 tahun terhitung sejak Agustus 2018 hingga Agustus 2020 ini dimakamkan secara Islam tepat pukul 10:00 waktu setempat dan 19:00 WIT, Jumat (8/5/2020).
Keluarga almarhum yang diwakili Penasehat Hukum (PH), Ridho Fhicry keda RRI mengungkapkan alhamdulillah jenazah almarhum sudah dimakamkan di Kota Abdijan Pantai Gading.
“Alhamdulillah sudah dimakamkan tadi, dan itu saya terima kabar dari perusahan pada pukul 19:25 WIB atau jam 21.35 waktu Ternate,” ungkapnya.
Menururtnya, proses pemakaman almarhum Rian Bahri rencananya akan disaksikan oleh ABK asal Indonesia, hanya saja pihak gugus tugas negara setempat tidak mengijinkan warga negara asing berkeliaran karena dalam situasi pendemi Covid-19 yang merebak.
“Pihak perusahan sudah berupaya agar ABK Indonesia yang ada disana ikut proses pemakaman tapi karena aturan maka pemakan hanya dilakukan oleh polisi, warga dan tim gugus di Kota Abdijan,” katanya.
Ridho memastikan, almarhum yang merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Ternate ini meninggal karena sakit dan bukan karena dugaan-dugaan lain termasuk kekerasan yang saat ini viral di beberapa media termasuk di televisi.
“Saya selaku PH berani menjamin kalau Almarhum meninggal tidak ada kaitan dengan kasus yang hari ini sempat viral,” ucapnya.
Ini kata Ridho, karena alhamrhum meninggal di negara Afrika sementara kasus yang saat ini viral adalah kasus khsusunya ABK yang terjadi Korea Selatan (Korsel).
“Saya juga bisa pastikan karena, almarhum selama sakit sampai dengan meninggal disaksikan olah salah satu ABK asal Ternate yang tinggal di Jambula,” tuturnya.
Kepada masyarakat di Maluku Utara termasuk di Kota Ternate untuk lebih selektif jika ada perekrutan tenaga kerja di luar negeri khsusunya tenaga kerja diatas kapal ikan.
“Saya sebagai putra daerah Ternate atau Malut yang berprofesi sebagai pengacara di Jakarta sering menangani kasus-kasus kerja imigran khususnya di bidang laut, jadi saya paham benar dari sisi perusahaan sampai dengan praktek kerja di atas kapal di luar negeri sana sebab, bekerja di kapal ikan yang berbendera China maupun Taiwan resikonya sangat besar walau saya menyadari bahwasannya semua pekerjaan mempunyai resiko tetapi untuk kerja di kapal ikan ini kalau bisa dan saya amat berharap kepada adik-adik atau sudara yang ada di Malut kalau mau berja di kapal, jangan bekerja di kapal ikan yg berbendera China dan Taiwan terkecuali kapal ikan berbendera Jepang atau Korea Selatan itu masi safety kerjaannya dan tingkat keselamatan masih bisa dibilang terjamin dan kalau bisa ikutlah kapal atau perusahaan yang resmi terdaftar di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut jika tidak nyawa taruhannya,” pungkasnya.(Sumber: KBRN)