HALMAHERA BARAT – Sebanyak 1.560 ojiwa, merupakan warga dari 7 desa di Kecamatan Tabaru, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, terpaksa harus diungsikan oleh Pemerintah Daerah Halmahera Barat ke tempat pengungsian, Senin (20/05/2024).
Ribuan masyarakat ini ditempatkan pada tiga lokasi, yakni di posko Desa Gam Ici, Balai Pertemuan di Desa Tongute Ternate Asal, dan gedung Gereja Imanuel Desa Tongute Sungi.
Pemerintah Daerah melalui Badan Penanggunagan Bencana Daerah (BPBD), TNI dan Polri terus memberikan pelayan kebutuhan baik logistik mapun kebutuhan lainya kepada masyarakat yang berada di posko pengungsian.
Bahkan pihak TNI membuka pelayan dapur umum di posko utama pengungsi agar terus memberikan kebutuhan makan para pengungsi selama berada di posko pengungsian.
Natali salah pengungsi asal Desa Tokuwoko mengaku dirinya bersama keluarha terpaksa harus ikut mengungsi lantara aktivitas gunung ibu benar-benar mencekam karena mengeluarkan lava pijar pada puncak gung dan terua terjadi erupsi setiap harinya.
“Memang selalu mengeluarkan asap, selalu mengeluarkan bunyi tetapi tidak sampai mengelaurkan api, namun keman sejak awal bulan ini sudah mengeluarkan letusan sampai ada kilat ada api dan ini setiap hari akhirnya masyarakat merasa resan sampai takut akhirnya ada anjuran dari pemerintah untuk evakuasi sehingga masyarakat ikut”, kata Natalia.
Selain itu dia juga mengaku, selama berada di posko pengungsian, kebutuhan makan tercukupi, namun masih dibutuhkan fasilitas tidur berupa selimut dan tikar lantaran banyak para orang tua lanjut usia juga berada di posko pengungsian.
“Kalau untuk makanan berlebihan dijamin soal makanan, namun mereka fasilitas belum memadai karena masih ada orang tua kami yang lansia tirunya cuma beralasakan tikar diatas terpal. Kami harap pemeritah bisa lebih perhatikan kami lagi”, harapnya.
Sementara Ketua Posko Tanggab Darurat Bencana Erupsi Gunung Ibu, Kolonel Arm Adietya Yuni Nurtono menjelaskan, jumlah pengungsi yang hingga kini sudah berjumlah 1.560 jiwa, namun masoh dipastikan akan bertambah lantaran masih ada warga yang bertahan di desa masing-masing.
“Pengungsi yang ada di tiga lokasi adalah 1560 jiwa yang terdampak dari erupsi guning ibu. Seauai dengan rekomendasi PVMBG ada 7 desa yang harus dievakuasi dikarenakan mereka termasuk dalam 7 kilometer pembukaan kawah gunung ibu”, ungkap Adietya.
Dia mengatakan TNI Polri terua menghimbau secara persuasif supaya masyarakat mengungsi dan tidak bertahan di rumah karena sebanyak 7 desa di kecamatan tabaru tersebut masuk dalam rawan dampak erupai gunung ibu.
“Kami menebarkan personil TNI Polri di setiap desa jika ada warga yang membutuhkan untuk mengungsi kami dorong angkutan truk dari TNI, Polri mapun Basarnas menuju ke desa tersebut karena ada 7 desa yang perlu kita evakuasi”, ujarnya.
Dandim 1501 Ternate yang juga selaku Ketua Posko Tanggab Darurat Bencana Erupsi Gunung Ibu itu mengaku, saat ini sebagian besar untuk logistik sudah terpenuhi hanya mungkin memerukan perjatian khusus untuk makan baiy. Dimana dalam posko penungsi yang diterima merupakan evakuasi dari desa-sea tersebut banyak masih usia kategori baiy sehingga membutuhkan makan bayi.
“Nanti kita akan fasilitasi felbet, kami sudah koodinasikan kepihak Kemensos akan menyediakan felbet untuk alas tidur bagi lansia, karena kita prioritaskan untuk lansia dan baiy”, jelasnya.(red/SMG)