TERNATE – Puluhan ribu ikan baronag dan sejenisnya berbagai ukuran mati menadak dan terdampar di pantai di Kelurahan Sasa, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, Minggu (10/09/2023).
Matinya ikan-iakan itu membuat warga sekitar kaget lantaran kejadian ini merupakan yang kedua kalinya, dan kali ini ikan yang mati merupakan yang paling terbanyak secara tiba-bata dan terdampar di bibir pantai.
Isnain Rasid, warga setempat mengaku, matinya ikan-ikan ini akibat air laut yang diduga tercemar libah dari sejumlah perusahan yang ada disekitar pantai membuat air laut menjadi keru dan menyebabkan ikan-ikan itu mati mendadak.
“Ya kondisi lautnya seperti ini, kalau dulu tidak ada perusahan pembuatan tahu disini aman, ini bisa jadi dampak dari pembuangan limbah pembuatan tahu dan ini sudah ke dua kali,” uncap Isnain.
Warga juga mengeluhkan bau busuk yang cukup menyegat akibat matinya ikan dan terdampar di sepanjang pesisir pantai yang berbatasan langsung dengan pemukiman mereka tepanya di pantai RT 05 Kelurahan Sasa, Kota Ternate.
Ikan-ikan yang mati selain masih terapung diatas air laut, namun yang terparah ikan-ikan yang mati juga ikut bercampur dengan tumpukan sampah di pantai yang cukup banyak, membuat warga benar-benar resah dengan situasi pantai saat ini.
Untuk itu warga berharap pemerintah segera turun tanggan untuk membersihkan ikan-ikan yang mati terdampar di pantai dan sudah menimbulkan bau busuk yang menyengat agar tidak mempengaruhi aktifitas warga terutama para nelayan yang ada.
“Pernah kejadian seperti ini tapi tahun ini lebih banyak. Bau busuk karena ikan mati apalagi kita disini ada nelayan dengan sendirinya bau ini sangat berpengaruh,” ujar Yunita A. Gani, warga Sasa itu.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (P2KL) Dinas Lingkungan Hidup Kota Ternate, M. Syarif Tjan, menyampaikan bahwa, pemerintah Kota Ternate belum dapat menyimpulkan penyebab matinya puluhan ribu ikan di pantai Kelurahan Sasa, Kota Ternate ini.
“Setelah kami dapat laporan kami langsung turun melihat kondisi yang ada di pantai Kelurahan Sasa, Kami dari Dinas Lingkungan Hidup belum bisa mengambil kesimpulan karena kami harus melakukan uji laboratorium,” kata M. Syarif.
Meski begitu, M. Syarif menduga memang terjadi pecemaran bawa ada zat yang masuk di perairan ini apalagi di pantai Kelurahan Sasa terdapat industi sehingga terjadinya penurunan daya dukung dan daya dukung lingkungan sehingga ikan dapat tercemar.
“Kami menduga ya, karena disini ada beberapa potensi pabrik tahu dan juga ada muara barangka, kami menduga ini terjadi ada ledakan planton yang bisa menyebabkan perairan itu bisa mengalami kekurangan oksigen sehingga ikan kehabisan bernapas dan mati itu praduga,” ucapnya.
Untuk itu dia mengatakan, pemerintah Kota Ternate melalui DLH bakal secepatnya mengambil sampel dan menguji ke laboratorium di Manado, Sulawesi Utara, guna pemerintah secepatnya dapat mengungkap penyebab sebenarnya ikan-ikan yang mati itu.
“Kita secepatnya akan mengambil sampel dan melakukan uji laboratorium semua parameter kita akan uji, para meter fisikanya, parameter kimia sampai parameter radionuklir semuanya berbarengan jadi akan kita uji,” jelasnya.(red/SMG)